Ponorogo merupakan daerah yang
sekitarnya dikelilingi oleh gunung yang menyimpan berbagai potensi wisata indah
yang masih tersembunyi belum diolah menjadi pusat-pusat wisata untuk menarik
para wisatawan lokal maupun nasional bahkan asing untuk mengunjungi
tempat-tempat mempesona yang menawarkan keindahannya dalam menumbuh
perekonomian penduduk serta pendapatan daerah.
Dari obrolan diwarung-warung kopi
tentang adanya air terjun kedung klenteng yang terletak di Desa tumpuk dan Gua
Dasar didesa temon kecamatan Sawo agar kedua obyek yang ada tidak dirusak oleh
tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawabuntuk diangkat dan dikembangkan
menjadi obyek wisata yang berguna bagi masyarakat.
Berawal dari laporan dari perangkat
Desa Temon tentang keberadaan gua dasar yang besarnya melebihi dari gua
gong di Pacitan, Pak heru camat Sawo
megajak saya untuk melihat kondisi desa Temon sekaligus melihat langsung gua
dasar sempat membuat kami penasaran. Adapun Desa Temon berbatasan dengan Desa
ngadirojo kecamatan sooko ini terletak disebelah timur gunung bayang kaki
tepatnya didekat lokasi pabrik marmer.
Dalam perjalanan menuju desa temon
yang naik turun dengan kondisi badan jalan makadam yang rusak, terlihat lubang
disana-sini membuat kendaraan yang kami naiki merambat pelan.Setelah sampai di
kantor balai Desa Temon kami disambut oleh perangkat desa dan BPD dan beberapa
warga setempat yang siap mendampingi melihat gua dasar. Setelah mencapai lokasi pabrik marmer
rombongan berhenti dan langsung menusuri jalanan menanjak yang penuh batu-batu
besar disana-sini.
Kurang lebih 600 meter dari jalan
raya kami sampai pada mulut gua, sayang sekali pada tumpukan dinding masuk gua
ada coretan coretan yang mengurangi keaslian gua tersebut.
Dengan berbekal peralatan seadanya
untuk penerangan gua rombongan mendekati mulut gua ,karena sudah lama gua ini
tidak dijamah terjadi perdebatan sebentar antara warga siapa yang masuk lebih
dahulu karena masih agak takut dan ragu, dengan perlahan salah satu warga turun
menyelusuri turun mulut gua yang sempit dan hanya basi dimasuki satu orang
saja, setelah 4 meter menuruni bibir gua yang menjorok mendatar dengan cara
merangkak mulai terlihat Stalamit yang sangat menakjupkan melihat ukiran dan
pahatan alam membelakkan mata yang tidak kalah indahnya dengan gua-gua lain.
Hati-hati dan pelan nanti
terpeleset”, kata salah satu penunjuka jalan yang lebih dulu memasuki gua.
Setelah masuk lebih dalam lagi mulai terlihat kelelawar mulai berterbangan,
disini keindahan gua mulai terlihat. Namun sayang sekali usaha kami untuk
memasuki gua lebih dalam lagi harus terhenti karena dua lubang yang dulunya
bisa diselusuri berdasarkan informasi orang-orang tua yang pernah masuk sampai
kedalam gua ini harus terhenti karena ditutupi tanah dan pasir lembut, karena
hanya dengan penerangan yang seadanya keindahan dari stalamit tidak bisa
dilihat dengan jelas. Setelah memotret mengabadikan stalamit pada
dinding-dinding gua kami pulang dengan perasaan sedikit kecewa karena cerita
tentang gua dasar lebih besar daeri gua gong harus kami simpan dahulu. namun
dari hasil perbincangan antara camat dengan perangkat desa setempat berhasil
terjadi kesepakatan bahwa harus menemui lagi saksi mata orang yang benar-benar
pernah mengetahui kondisi sebenarnya gua dasar
untuk mendapatkan penjelasan tentang letak, sisi, dan kondisinya, dan
untuk menjadikan gua ini bisa menarik wisata maka telah terjadi kesepatan
dengan perangkat desa setempat akan menggerakan warganya untuk membersihkan gua
dari tanah agar dua cabang lobang yang ada bisa di masuki sehinggga keindahan bisa
dilihat secara keseluruhan.
Untuk menarik wisatawan tentunya
harus dibutuhkan waktu dan tenaga ekstra dengan cara membersihkan gua dasar
secara gotong royong agar kondisi secara keseluran gua bisa ditampilkan
keindahannya secara menyeluruh”, kata pak camat pada perangkat Desa Temon.
Pada keesokan harinya berbekal
informasi yang kami dapatkan dari Pak Heru camat sawo yang pernah melihat
secara langsung dan mengabadikannya menjadi suatu catatan seorang camat
perbatasan sebanyak 12 lembar. pagi yang cerah disinari matahari serta tiupan
angin semilir pegunungan yang menawarkan kesejukan, jalanan sempit dan
berkelok_keloik menuju jembatan Desa
Tumpuk sebagai pintu gerbang sekaligus lokasi menuju air terjun, karena tidak
bisa dijangkau langsung dengan kendaraan maka kami menuruni jembatan menuju
lokasi air terjun kedung klenteng menyibak kebun pisang dan ketela dengan jalan
kaki, keringat mulai bercucuran merasakan lelah saat meloncati sungai
kecil dan menyusuri bukit yang curang.
Hamparan batu luas menawarkam
pemandangan eksotis membelalakkan mata menyaksikam keindahan maha karya Sang
Pencipta membuat rasa lelah mulai berangsur menghilang.seakan tak membuat kami
puas untuk berlama-lama menikmatinya,
Ah betapa indahnya lukisan sang
pencipta”, teriak seorang teman menyaksikan pemandangan yang ada. Saat tenaga sudah terasa pulih kami mulai
melanjutkan perjalanan menaiki batu-batu besar diatas aliran sungai, saat tiba
pada sebuah batu besar mirip bangunan candi lalu menaiki batu besar denganm
merayap sampai pada sebuah lobang batu yang mirip gua, tak terasa kami sudah
sampai trujua. Dinding batu yang menjulang tinggi sekitar 50 meter diantara air
terjun terpahat indah dan sangat menakjupkan,
sejuknya udara pegununungan bercampur air terasa dingin, tak henti-hentinya
kami berdecak kagum menikmati pemandangan yang ada. Rasa lelah dan capek terasa
menghilang.
Sudah saat Kecamatan Sawo
mendapatkan perhatian tersendiri dari pemerintah dan pihak-pihak terkait
lainnya untuk mengembangkan potensi wisata seperti air terjun Kedung Klentheng
karena selain pesona keindahan yang ditawarkan bias dimbangi dengan wisata
kuliner local setempat seperti nasi tiwul lauk ikan laut yang mengundang dan menarik wisatwan local maupun nasional yang
setiap perayaan Grebeg Suro selalu berdatangan bias menjadikan air terjun
kedung klenteng sebagai salah satu alternative tempat wisata yang layak dikunjungi”, Ucap
Bapak Heru.
Kata Pak Camat”, untuk mengenalkan
air terjun kedung klenteng menjadi obyek wisata harus ada keseriusan dari
Pemerintah khususnya dinas pariwisata dan berbagai pihak terkait seperti
Perhutani dan penduduk desa setempat mengingat Lokasi air terjun kedung
klentheng masuk wilayah kawasan Perhutani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar