letakkan Script Iklan anda disini

Minggu, 19 Februari 2012

Indahnya Air Terjun Kedung Klenteng Dan Gua Dasar

Ponorogo merupakan daerah yang sekitarnya dikelilingi oleh gunung yang menyimpan berbagai potensi wisata indah yang masih tersembunyi belum diolah menjadi pusat-pusat wisata untuk menarik para wisatawan lokal maupun nasional bahkan asing untuk mengunjungi tempat-tempat mempesona yang menawarkan keindahannya dalam menumbuh perekonomian penduduk serta pendapatan daerah.  

Dari obrolan diwarung-warung kopi tentang adanya air terjun kedung klenteng yang terletak di Desa tumpuk dan Gua Dasar didesa temon kecamatan Sawo agar kedua obyek yang ada tidak dirusak oleh tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawabuntuk diangkat dan dikembangkan menjadi obyek wisata yang berguna bagi masyarakat.

Berawal dari laporan dari perangkat Desa Temon tentang keberadaan gua dasar yang besarnya melebihi dari gua gong  di Pacitan, Pak heru camat Sawo megajak saya untuk melihat kondisi desa Temon sekaligus melihat langsung gua dasar sempat membuat kami penasaran. Adapun Desa Temon berbatasan dengan Desa ngadirojo kecamatan sooko ini terletak disebelah timur gunung bayang kaki tepatnya didekat lokasi pabrik marmer.

Dalam perjalanan menuju desa temon yang naik turun dengan kondisi badan jalan makadam yang rusak, terlihat lubang disana-sini membuat kendaraan yang kami naiki merambat pelan.Setelah sampai di kantor balai Desa Temon kami disambut oleh perangkat desa dan BPD dan beberapa warga setempat yang siap mendampingi melihat gua dasar.  Setelah mencapai lokasi pabrik marmer rombongan berhenti dan langsung menusuri jalanan menanjak yang penuh batu-batu besar disana-sini.

Kurang lebih 600 meter dari jalan raya kami sampai pada mulut gua, sayang sekali pada tumpukan dinding masuk gua ada coretan coretan yang mengurangi keaslian gua tersebut. 

Dengan berbekal peralatan seadanya untuk penerangan gua rombongan mendekati mulut gua ,karena sudah lama gua ini tidak dijamah terjadi perdebatan sebentar antara warga siapa yang masuk lebih dahulu karena masih agak takut dan ragu, dengan perlahan salah satu warga turun menyelusuri turun mulut gua yang sempit dan hanya basi dimasuki satu orang saja, setelah 4 meter menuruni bibir gua yang menjorok mendatar dengan cara merangkak mulai terlihat Stalamit yang sangat menakjupkan melihat ukiran dan pahatan alam membelakkan mata yang tidak kalah indahnya dengan gua-gua lain. 

Hati-hati dan pelan nanti terpeleset”, kata salah satu penunjuka jalan yang lebih dulu memasuki gua. Setelah masuk lebih dalam lagi mulai terlihat kelelawar mulai berterbangan, disini keindahan gua mulai terlihat. Namun sayang sekali usaha kami untuk memasuki gua lebih dalam lagi harus terhenti karena dua lubang yang dulunya bisa diselusuri berdasarkan informasi orang-orang tua yang pernah masuk sampai kedalam gua ini harus terhenti karena ditutupi tanah dan pasir lembut, karena hanya dengan penerangan yang seadanya keindahan dari stalamit tidak bisa dilihat dengan jelas. Setelah memotret mengabadikan stalamit pada dinding-dinding gua kami pulang dengan perasaan sedikit kecewa karena cerita tentang gua dasar lebih besar daeri gua gong harus kami simpan dahulu. namun dari hasil perbincangan antara camat dengan perangkat desa setempat berhasil terjadi kesepakatan bahwa harus menemui lagi saksi mata orang yang benar-benar pernah mengetahui kondisi sebenarnya gua dasar  untuk mendapatkan penjelasan tentang letak, sisi, dan kondisinya, dan untuk menjadikan gua ini bisa menarik wisata maka telah terjadi kesepatan dengan perangkat desa setempat akan menggerakan warganya untuk membersihkan gua dari tanah agar dua cabang lobang yang ada bisa di masuki sehinggga keindahan bisa dilihat secara keseluruhan.

Untuk menarik wisatawan tentunya harus dibutuhkan waktu dan tenaga ekstra dengan cara membersihkan gua dasar secara gotong royong agar kondisi secara keseluran gua bisa ditampilkan keindahannya secara menyeluruh”, kata pak camat pada perangkat Desa Temon.

Pada keesokan harinya berbekal informasi yang kami dapatkan dari Pak Heru camat sawo yang pernah melihat secara langsung dan mengabadikannya menjadi suatu catatan seorang camat perbatasan sebanyak 12 lembar. pagi yang cerah disinari matahari serta tiupan angin semilir pegunungan yang menawarkan kesejukan, jalanan sempit dan berkelok_keloik  menuju jembatan Desa Tumpuk sebagai pintu gerbang sekaligus lokasi menuju air terjun, karena tidak bisa dijangkau langsung dengan kendaraan maka kami menuruni jembatan menuju lokasi air terjun kedung klenteng menyibak kebun pisang dan ketela dengan jalan kaki, keringat mulai bercucuran merasakan lelah saat meloncati sungai kecil  dan menyusuri bukit yang curang.

Hamparan batu luas menawarkam pemandangan eksotis membelalakkan mata menyaksikam keindahan maha karya Sang Pencipta membuat rasa lelah mulai berangsur menghilang.seakan tak membuat kami puas untuk berlama-lama menikmatinya,

Ah betapa indahnya lukisan sang pencipta”, teriak seorang teman menyaksikan pemandangan yang ada. Saat tenaga sudah terasa pulih kami mulai melanjutkan perjalanan menaiki batu-batu besar diatas aliran sungai, saat tiba pada sebuah batu besar mirip bangunan candi lalu menaiki batu besar denganm merayap sampai pada sebuah lobang batu yang mirip gua, tak terasa kami sudah sampai trujua. Dinding batu yang menjulang tinggi sekitar 50 meter diantara air terjun terpahat indah  dan sangat menakjupkan, sejuknya udara pegununungan bercampur air terasa dingin, tak henti-hentinya kami berdecak kagum menikmati pemandangan yang ada. Rasa lelah dan capek terasa menghilang.

Sudah saat Kecamatan Sawo mendapatkan perhatian tersendiri dari pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya untuk mengembangkan potensi wisata seperti air terjun Kedung Klentheng karena selain pesona keindahan yang ditawarkan bias dimbangi dengan wisata kuliner local setempat seperti nasi tiwul lauk ikan laut yang mengundang dan  menarik wisatwan local maupun nasional yang setiap perayaan Grebeg Suro selalu berdatangan bias menjadikan air terjun kedung klenteng sebagai salah satu alternative  tempat wisata yang layak dikunjungi”, Ucap Bapak Heru.

Kata Pak Camat”, untuk mengenalkan air terjun kedung klenteng menjadi obyek wisata harus ada keseriusan dari Pemerintah khususnya dinas pariwisata dan berbagai pihak terkait seperti Perhutani dan penduduk desa setempat mengingat Lokasi air terjun kedung klentheng masuk wilayah kawasan Perhutani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar