Perkembangan pada era globalisasi diimbangi dengan
pesatnya arus teknologi informasi yang masuk seperti lewat internet
tentunya membawa dampak tersendiri bagi perkembangan jiwa para remaja yang
masih mencari jati diri yang condong terjebak pada perilaku buruk misalnya sex
bebas yang dengan mudah diakses lewat internet bahkan anak seusia sd saja bisa
membuka situs porno, selain di dukung dengan
menjamurnya warung remang-remang atau kafe terselubung ikut mendorong budaya negatif
tersebut.
Dari hasil penulusuran saat mendengar adanya renovasi sebuah kafé kami
menemui salah seorang pekerja yang memperbaiki sebuah kafe yang berada disebuah
pinggiran kota ponorogo disela-sela waktu istirahat. Dari hasil bincang bincang
ini tentunya membuat hati orang tua yang mermpunyai anak remaja terasa miris
dan was-was akan kondisi anaknya.
Waduh mas waktu saya membongkar dinding kafe yang terbuat dari bambu banyak
sekali kondom_kondom bekas dipakai, kalau dihitung jumlahnya bias mencapai
ratusan”, kata bayu seorang pekerja yang memperbaiki sebuah café. Padahal
pengunjung café ini bias dikatakan 90 persen adalan pelajar”, imbuhnya lagi.
Dari hasil bincang-bincang di sebuah angkringan lesehan dijalan suromenggolo
dengan beberapa pelajar yang nagkring sedang ngopi dengan santai beberapa
pelajar ini mangaku pernah melakukan hubungan seksual dikafe yang tempatnya
remang-remang serta mendukung untuk melakukan aksinya, hal ini juga didasari
hasil survei secara acak yang telah kami lakukan selama 1 minggu dengan
mendekati pelajar. Dari hasil terdapat jumlah yang sangat fantasti bahwa
mencapai kisaran 80 persen,pelajar melakukan hubungan pranikah atau seks bebas.
Wah-wah hal ini sungguh sangat mengkawatirkan saya saja mas”, ujar bapak
Mahmud yang beralamatkan didesa jingglong mempunyai putra remaja usia 16 tahun.
Kalau begitu saya akan lebih ketat lagi dalam mengawasi anak saya agar tidak
terjebak pada kegiatan yang tidak baik dan bisa mencemarkan nama orang tua”,
menurutnya sambil mengerutkan dahi.
Dengan keadaan yang ada tentunya harus ada upaya bersama dari pihak-pihak
terkait mulai dari orang tua, guru, pemerintah, pemuka agama, serta lembaga
swadaya masyarakat untuk mengatasi masalah ini.
Jika tidak, remaja kita akan semakin hancur,” kata Nur Aisiyah salah satu guru
di Pondok pesantren Darul Huda Mayak Tonatan.
Hal senada disampaikan Ketua PKK Ponorogo, Sulastri Amin.
Dalam sebuah kesempatan pertemuan dengan puluhan ibu-ibu PKK se-Kota Reog,
istri orang nomor satu di Kabupaten Ponorogo ini menyatakan prihatin dengan
banyaknya remaja setempat yang sudah mengenal seks bebas. “Banyaknya remaja
yang melakukan seks bebas ini merupakan tanggung jawab kita bersama,” ujarnya
dengan nada prihatin.
Usaha untuk menanggulangi agar
sex bebas tidak berkembang dan mewabah tentu harus ada program bagi remaja
dalam kegiatan-kegiatan positif selain pengawasan ketat dari orang tua dan
diimbangi dengan lingkuangan yang lebih sehat buat perkembangan kejiwaan remaja
agar tidak terperosok untuk bertindak atau melakukan perbuatan yang tidak
sesuai dengan norma-norma agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar